BIOGRAFI JEAN PAUL SARTRE

3 Agu 2009

Jean Paul Sartre (Paris, 1905 -1980) adalah seorang filsuf dan penulis Perancis. Ialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence précède l'essence). Manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia (L'homme est condamné à être libre). Pada tahun 1964 ia diberi Hadiah Nobel Sastra, namun Jean-Paul Sartre menolak. Ia meninggal dunia pada 15 April 1980 di sebuah rumah sakit di Broussais (Paris). Upacara pemakamannya dihadiri kurang lebih 50.000 orang. Pasangannya adalah seorang filsuf wanita bernama Simone de Beauvoir. Sartre banyak meninggalkan karya penulisan diantaranya berjudul Sartre, self-Formation And Masculinities. Sartre dipengaruhi : Kant, Hegel, Marx, Dostoyevsky, Kierkegaard, Nietzsche, Husserl, Heidegger, Jaspers, De Beauvoir, Camus, Kojève, Flaubert, Céline, Merleau-Ponty. Dan mempengaruhi : De Beauvoir, Merleau-Ponty, Frantz Fanon, R.D. Laing, Iris Murdoch, Gilles Deleuze, Felix Guattari, Alain Badiou, Frederic Jameson, Michael Jackson, Albert Camus, Kenzaburo Oe, Doris Lessing, William Burroughs.

Share
Read More..

PETA PEMIKIRAN JOHN LOCKE ATAS KEBEBASAN

"Siapa yang tidak mencintai kebebasan demi kebebasan itu sendiri, maka ia terlahir sebagai budak” (Alexis de Tocquevilles). John Locke lahir pada tahun 1632-1704, ia mendapat pendidikan di Oxford dan juga seorang dokter dan pencetus paham empirisme inggris yang berpengaruh. locke berpendapat bahwa gagasan bawaan itu tidak ada. ia berpendapat bahwa pengalaman merupakan dasar dari pemahaman manusia. Dalam "two treaties of goverment", ia mengemukakan teori politiknya yang mengungkapkan bahwa manusia menurut kodratnya, bebas, sama kedudukannya, dan merdeka. Pada awalnya dia adalah seorang yang mendukung raja, berubah kemudian ketika ia menjadi sekretaris Lord Ashly yang kemudian menjadi Count of Shaftesbury. Shaftesbury mewakili politik kaum modal pedagang di London. Sebagaimana Hobbes, pendahulunya, John Locke menyandarkan kewajiban politik pada kontrak sosial. Locke memulai filsafat politiknya dengan apa yang disebut dengan keadaan alamiyah asali (State of Nature), yang ia sebut keadaan alamiyah asali adalah komunitas umat manusia alamiyah yang besar. Maksudnya adalah orang-orang hidup bersama di bawah bimbingan akal tetapi tanpa otoritas politik. Setiap orang memiliki kebebasan dan kemerdekaan. Ini artinya bahwa setiap orang bebas dari setiap kekuasaan prioritas di atas bumi, dan tidak berada di bawah kehendak atau otoritas legislatif.

Share
Read More..

JEJAK - JEJAK ORIENTALIS

1 Agu 2009

Oleh : Anwar Nuris M.Si Nafsu membunuh Mongol mengilhami doa sentimen gereja, seperti Kristen Latin berharap Mongol adalah pasukan Allah yang dikirim untuk menumpas kekuatan Islam. Itulah awal kebencian Kristen kepada Islam Berkisar antara tahun 1280-1290 Mongol banyak mengirim utusannya ke Eropa Barat lewat komando gereja Nestorian, akan tetapi pada tahun 1260 imperium Mamalik tiba-tiba mengehentikan langkah mereka di Syria dan Palestina. Hubungan Mongol dan Eropa pun terjegal. Tepat di penghujung abad ke-12, sejarah tak mengkabulkan doa Kristen Latin. Abad ke-12 menjadi saksi menyakitkan karena Mongol memproklamirdiri pindah ke agama Islam. Sahadat Islam Mongol bagi gereja merupakan awal dari sebuah mimpi buruk. Tak pernah diprediksi Mongol yang terkenal bringas tak taunya memperkuat barisan Islam. Kontan berita ini mengagetkan umat kristiani Latin. Itulah tamparan keras dari doa tak terkabulkan. Dulu Kristen mengharap agar Mongol menghabisi kekuatan Islam, sekarang justru merekalah yang harus siaga menerima serangan tentara barbar itu. Akibal Mongol masuk Islam, agenda gereja menaklukkan Islam bakal susah diwujudkan. Masuk akal jika Kristen Latin ketakutan dan mengeluh kewalahan menginggat menaklukkan Mongol bukan perkerjaan mudah. Akibat dari kekalahan gereja Latin dalam Perang Salib ditambah gagalnya misi menkristenkan tentara Mongol, semakin manambah suram masa depan Kristen dan juga umat kristiani. Keadaan itu tak banyak mengubah nasib umat Kristen menjadi lebih baik. Bagi umat kristiani yang terperosok di dua kegagalan itu, kekalahan berperang dan kegagalan misi kristenisasi, dipandang sebagai kerugian besar.

Share
Read More..
Refleksi © 2010 Template by:
Wardaniyanto Dot Com